Iya, perempuan harus tahu wacana ini, dan harus selalu menyadari dengan bijaksana, bahwa menikah itu ialah wacana “Sah” bukan wacana “Wah”, maka berhentilah selalu mengandai-andai untuk mengkonsep ijab kabul yang bila dipikir secara bijaksana memang kurang bermanfaat.
Jadi, tidak usahlah terlalu sibuk mikirin, konsep ala princesslah, ala seribu satu malam lah, atau ala kebarat-baratanlah, lantaran yang terpenting itu ialah doa para permintaan yang hadir, jikalau itu menyangkut sebuah resepsi atau yang disebut dengan “Walimahan”.
Lagipula untuk apa menghambur-hamburkan uang hingga ratusan juta hanya untuk pesta yang sesaat. Ingat ya, yang terpenting itu ialah sakralnya komitmen dan para saksi yang hadir serta para permintaan yang mendoakan, bukan dekorasi daerah ataupun semacamnya yang begitu megah.
Dan apalagi yang paling penting untuk mempersiapkan sebuah pernikahan? Yaitu persiapan batin yang berupa hati, lantaran sudah tentu hidup dengan seseorang yang mempuyai huruf berbeda dalam satu atap itu bukan satu hal yang mudah,
Benar-benar butuh persiapan hati untuk saling memahami, saling memahami, dan saling menghormati supaya kekerabatan yang ada selalu menimbulkan rasa saling percaya dan saling terbuka satu sama lain untuk menyongsong visi dan misi yang sama dimasa depan.
Ingatlah Wanita, Pernikahan Itu Bukan Ajang Untuk Bermegah-Megahan Dan Kece-Kecean Semata, Tetapi Pernikahan Itu Untuk Memulai Suatu Ibadah
Maka ingatlah wahai wanita, ijab kabul itu bukan jang untuk bermegah-megahan semata, dan bukan hanya untuk kece-kecean kepada teman. Sebab, tak sedikita dari perempuan jaman kini yang terlalu alay dalam mempersiapkan dan mengimpikan ijab kabul yang wah, yang tak lain hanya untuk pamer “Ini lho konsep ijab kabul saya, yang nggak bakal kalah megahnya dengan pernikahanmu”…
Haduhhhh rek, yok opo iki. Menikah itu bukan untuk berlomba-lomba glamor dihadapan siapapun, tetapi menikah itu ialah sebuah janji bahwa kau bisa untuk meneruskan para mujahid-mujahidah Islam yang tangguh
Maka tangguhkanlah niat menikahmu dengan sungguh-sungguh dan bijaksana, alasannya ialah ijab kabul itu ialah suatu ibadah, dan yang namanya ibadah maka tak boleh sembarangan dalam memulainya, yang namanya hati harus selalu merujuk pada evaluasi Allah, bukan pada evaluasi manusia.
Jangan Sampai Niat Hati Karena “LILLAH” Berubah Menjadi Hati “LELAH” Hingga Akhirnya Kau Melupakan Untuk Merujukkan Hatimu Pada Allah
Jangan hingga niat hati lantaran “Lillah” menjelma hati “Lelah” hingga hasilnya kau melupakan untuk merujukkan hatimu kepada Allah. Memang ada yang menyerupai itu?
Ada, banyak pula. Sebab tak sedikit dijaman kini perempuan yang mengadakan resepsi gede-gedean hingga dipersiapkan dikejauhan hari yang terbesit daam hatinya hanya sebuah kata:
“Duh, gimana ya ntar kalau hasilnya nggak perfect” atau “Duh, gimana ya ntar kalau hasilnya malu-maluin dimata permintaan yang dateng”
Nah, ada nggak yang kahawatir menyerupai itu? Banyak pastinya…karena nggak ada ceritanya orang mengkonsep ijab kabul megah itu dengan alasan “Duh, gimana ya ntar kalau Allah nggak suka?”
Ada nggak? So niscaya nggak ada lah, semuanya hanya sebatas evaluasi manusia, sehingga yang tadinya niat nikahnya pure lillahhi ta’ala menjadi lelah lantaran evaluasi manusia.
Upayakanlah Niat Menikahmu Yang Besar, Bukan Hanya Niat Membuat Resepsinya Yang Besar
Maka, upayakanlah niat menikahmu yang besar, bukan hanya niat untuk menciptakan resepsinya yang besar, supaya kesakralan dalam ijab kabul itu benar-benar kau rasa tepat setelahnya.
Sebab tak sedikit pula jaman kini orang-orang yang saking sibuknya menyiapkan program resepsinya hingga lupa menyiapkan keadaan hatinya.
Sehigga apa? Sehingga sehabis resepsi ijab kabul selesai banyak sesuatu yang terjadi dan semua itu tiba dari persiapan hati yang kurang matang.
Bukan lantaran ketidak cocokan dan sebagainya menyerupai yang digumamkan para pemilih rumah tangga yang seumur jagung ketika ini, yang tiba-tiba mengajukan jalan pintas perceraian hanya lantaran beralasan sering terjadi percekcokanlah, sering berbeda pendapatlah, sering tengkarlah, dan sebagainya.
Memang kau pikir ijab kabul yang langgeng itu ialah beliau yang tak pernah dihinggapi suatu permasalahan? Bukan, mereka hanya tahu bagaimana mempersiapkan hati, sehingga problem apapun yang tiba selalu terselesaikan dengan gampang dan bijak.
Menikah Itu Tidak Harus Megah, Apalagi Sampai Melupakan Sunnah Yang Sakral Demi Terlihat Mewah Dimata Manusia
Sebab itulah perempuan harus tahu akan hal itu, bukan cuma persiapan lahiriah saja yang harus megah, tetapi hatilah yang lebih utama.
Maka ingatlah baik-baik, menikah itu nggak harus megah, apalagi nantinya hingga melupakan sunnah yang sakral hanya demi terlihat glamor dimata manusia, bukan terlihat baik dimata Allah.
Sederhanakanlah Acara Pernikahan, Tetapi Mewahkanlah Niat Hati Karena Lillah, Sebab Allah Menyukai Sesuatu Yang Sederhana Bila Hal Itu Hanya Hal Keduniaan
Jadi, sederhanakanlah program pernikahan, tetapi mewahkanlah niat didalam hati untuk selalu menerima kebaikan dari Allah, supaya hati tetap dalam keadaan Lillah, alasannya ialah Allah menyukai sesuatu yang sederhana bila hal itu hanya hal keduniaan semata.
Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang sanggup kami paparkan, Besar impian kami Artikel ini sanggup bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh lantaran itu saran dan kritik yang membangun sangat diperlukan supaya Artikel ini sanggup disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Source: humairoh.com